Bojo sejati (semar)

Bojo sejati (semar).

Salam sejahtera untuk kita semua..

Jika manusia masuk surga, manusia akan bertemu dengan istri atau pasangannya.. lantas jika anak kecil yang belum menikah meninggal dunia dan masuk surga akan bertemu siapa?

Untuk menjawab setiap pertanyaan yang selalu gugur atau menjadi tanda tanya besar ketika pertanyaan itu cuma berhenti sampai tahap syariat. Keterbatasan pengetahuan dan kajian yang kurang mendalam dan akurat akan selalu membuat  tanda tanya yang tidak berujung.. untuk itu mari kita berpikir dan mengkaji lebih dalam tentang bojo sejati atau lebih kita pahami dengan kata Semar..
Dalam tokoh pewayangan semar adalah tokoh yang memomong atau mengasuh pandawa.. sama halnya dengan kita, semar adalah bojo (pasangan) hidup kita yang akan selalu menemani kita selama kita berada di jagat padang (dunia nyata) sampai nanti menyatu lagi dengan sang pencipta.. Dalam pewayang, proses lahirnya semar adalah dari sebutir telur. Dimana cangkang telur menjadi (betara guru). Kuning telur menjadi (togog) dan putih telur menjadi (semar). Dalam konsep pewayangan sudah dengan mudah kita tarik kesimpulan bahwa semar berasal dari warna yang suci yaitu (putih). Kenapa bisa putih bagimana dari putih kok menjadi hitam kalau sudah di jagat padang (dunia nyata).  Admin disini pernah mencoba melihat matahari dari jam 4 pagi sampai jam 8 pagi tanpa berpindah tempat dan selalu memandang matahari.. mula mula matahari yang baru keluar berwarna sangat muda dan sama dengan putih.  Tapi lama kelamaan akan menjadi hitam.. karena keterbatasan mata kita yang membuat kita tak mampu memandang bahwasannya sebenarnya warna itu mula mulanya putih.. dan itu juga yang terjadi pada proses retasan semar yang hitam ternyata aslinya warna putih.. dari proses konsep di atas sudah kita bisa tarik kesimpulan bahwasannya semar (berwarna hitam) yang selalu menemani kita selama didunia yaitu  bayang bayang kita sendiri. Bayangan kita yang berwarna hitam ketika kita terkena cahaya..  bayangan  kita itulah yang selalu menemani kita selama di dunia sampai pada pangkuan sang pencipta nantinya.

Orang jawa memberi wejangan yang sangat dalam filosifinya 8salah satunya..

Jika kamu macul (nyangkul di sawah) kalau waktunya pagi pagi maka hadaplah timur..
Jika sore hadaplah barat..
Dan jika jam 12 siang (bedug) istirahatlah.. karena takutnya nanti kamu melukai pasanganmu sendiri..

Dari wejangan diatas sudah sangat jelas jika kita macul (memcangkul) pagi hari kita menghadap barat (melawan wejangan jawa) maka dengan otomatis kita mengenai bayangan kita sendiri (semar). Dan sebaliknya jika sore hari kita juga melukai semar kita dengan pacul.. saat jam 12 siang matahari persis di atas kepala kita makanya kita menginjak injak semar kita. Sehingga jawa memberikan wejangan demikian..

Samahalnya dengan agama tertentu yang melarang kencing menghadap timur dan barat dengan alasan kalau menghadap timur membelakangi arah solat.. dan bila meghadap barat kita mengencingi arah solat.. sebenarnya itu hanya wejangan supaya kita tidak dengan mudah mengencingi bayangan kita..

Semar adalah pasangan serta yang mengayomi dan momong raga kita.. bahkan semar juga yang akan menemani kita sampai napak di tanah surga.. yang sudah di bahas di pos perjalanan menuju makrifat.

Sampai sini kita paham siapa itu semar dan bagimana semar berasal.. alangkah baiknya jaga baik baik semar kalian.. jangan mudah melukai dengan kakimu dan perbuatanmu.. karena beliau adalah satu satunya yang akan menemanimu sampai di pangkuan tuhan yang maha esa.

Untuk lebih paham akan warna suci (putih) nantinya akan dibahas lebih dalam di pos sedulur 4 dan 5 pancer.. dan lebih ditail di pos nur muhammad.

Untuk mengenal lebih dalam tentang semar silahkan perdalam lewat kajian kajian sederhana yang membuat anda lebih awas lagi dan paham lagi..

Salam sejahtera.

Comments

Popular posts from this blog

Perbedaan Siro dan ingsun

Angon Angen Lumantar Angin

Perjalanan Mencapai MOKSA