Guru sejati

Guru sejati

Salam sejahtera.

Tan samar pamoring Sukma,
sinukma ya winahya ing ngasepi,
sinimpen telenging kalbu,
Pambukaning wahana,
tarlen saking liyep layaping ngaluyup,
pindha pesating supena,
sumusuping rasa jati.

(Dandang gula)

Banyak sekali kajian kajian yang mendalami tentang guru sejati, tapi menurut admin belum satupun yang mampu menjabarkannya secara tepat..

Guru: orang yang menuntun kita ke arah yang lebih baik, lebih mengerti, lebih paham, dan menuju ke hasil ahir yang suci.

Sejati: sesuatu yang asli dan suci yang letaknya ada di hati kita.

Dari penjabaran kata saja, sudah gampang kita tebak bahwa letaknya di hati, berarti guru sejati itu bukan orang yang ada di sekitar kita (teman, orang tua, keluarga dst.)  Melainkan yang ada di hati kita (batin kita). Sehingga untuk bisa mengenali dan memahami yang ada di dalam diri yang tentunya tidak kasat mata (tidak bisa di jamah indra) kita butuh ketenangan dan kemampuan kita mengendalikan diri kita sendiri.
Bagaimana untuk bisa mencapai ketenangan?
Yaitu denga cara bermeditasi (berdiam diri) dan mulai merenungi sebuah permasalahan..
Ketika kita sedang merenung maka kita bisa merasakan ada 3 jenis bisikian yang kita dengarkan dari dalam diri kita..
Bisikan buruk (nafsu)
Bisikan baik (aku yang berasal dari jiwa)
Akan tetapi ada satu bisikian lagi yang datangnya sulit kita prediksi karena hanya akan bisa dirasakan kalau kita sudah bisa menaklukan bisikan baik dan buruk.. bisikan ini datangnya langsung dari tuhan yang maha esa.. (bisikan suci).
Dimana:
-Bisikan buruk (100% salah)
-Bisikan baik (50:50% bisa benar bisa salah)
-Bisikan suci (100% benar , mutlak, pasti). Karena datangnya dari tuhan langsung.

Sesuai letaknya dalam lapisan hati kita:
- warna hitam kemerahan (buruk)
-kuning keputihan- (belum pasti)
- putih terang menyala ( suci).

Setiap perbuatan kita pasti didasarkan oleh 3 bisikan di atas.. kalau kita berbuat buruk.. sudah pasti kita di tuntun oleh lapisan pertama (penuh nafsu)
Jika kita berbuat baik pasti sedang di tuntun oleh lapisan ke dua,
Jika kita sedang berbuat benar maka sudah jelas karena kita mengikuti atas tuntunan lapisan ke 3 (suci) yaitu guru sejati.

Karena guru sejati tempatnya ada dipaling dasar, sudah pasti kita jarang mendengarnya. Karena kita terlalu sibuk di bisiki oleh bisikan baik dan buruk, sehingga kita tidak bisa mendengar bisikan yang benar.

Lantas bagaimana kalau kita ingin selalu mendengar bisikan yang benar.. bisikan yang diberikan oleh tuhan langsung?
Yaitu dengan pengendalian nafas ( angon nafsu) dimanapun dan kapanpun kita harus selalu menjaga nafsu dan nafas kita, supaya kita tetap terjaga dan selalu terhubung dengan bisikan yang suci (guru sejati).

Apakah kita pernah melihat seorang ulama atau orang yang selalu membawa tasbih kemana mana, dan selalu bertasbih kapan pun dan dimanapun.. itu contoh orang yang sedang mengendalikan nafasnya dengan kalimat kalimat toyibah sehingga selalu terhubung dengan bisikan guru sejati.
Kalau menurut admin pribadi, meskipun kita bertasbih setiap saat jika kita tidak paham apa makna tujuan bertasbih yaitu mengendalikan nafsu supaya tetap terhubung dengan bisikan guru sejati, itu sama juga bohong.. karena ketika kita bertasbih nafas kita tidak tertuntun oleh kalimat toyibah itu pada ahirnya nafsu kita tetap masih labil dan belum terkontrol..

Lebih baik kita selalu mengatur nafas mengontrol nafsu dan otomatis kita akan selalu terhubung dengan bisikan guru sejati.. tanpa harus kita membawa tasbih kemana mana akan tetapi dimana mana kita tetap terhubung dengan tuhan kita.

Tapi kembali lagi itu semua pilihan kita sendiri sesuai kemampuan kita sendiri mengolah diri..

Semoga dalam bahasan kali ini kita mampu membuka tabir hati kita sampai kedalam dalamnya sehingga kita mampu mendengarkan bisikan suci yang datangnya dari tuhan langsung dan biasa disebut dengan GURU SEJATI.

Salam sejahtera

Comments

Popular posts from this blog

Perbedaan Siro dan ingsun

Angon Angen Lumantar Angin

Perjalanan Mencapai MOKSA