Memayu Hayuning Bawono

Salam sejahtera..
Salam cah angon.

Kebudayaan jawa yang sangat luhur, ditengarai adanya filsafat yang mempunyai arti yang dalam dan luas sebagaimana dijelaskan bahwa satu pitutur yang hanya beberapa kata saja apabila dijabarkan akan ngebeki jagat.

Seperti pitutur di bawah ini;
Memayu Hayuning Bawono.

Mari kita bahas makna dari kata tersebut, makna disini adalah pesan apa yang ingin disampaikan, bukan sekedar terjemahan dari kalimat, melainkan nilai nilai apa yang terkandung dalam kalimat tersebut, sehingga mitosnya meskipun satu kalimat bila dijabarkan bisa ngebeki jagat/ memenuhi dunia.

Memayu: mengayomi, mengamankan, mengamalkan.

Hayuning: kuasa tuhan, kebesaran tuhan, keagungan tuhan.

Bawono: dunia, dunia kecil (diri kita). Dunia besar (orang lain, dan alam sekitar).

Memayu Hayuning Bawono: diterjemahkan menjadi:

"Mengayomi dirikita, orang lain, dan alam sekitar dengan keagungan tuhan yang maha kuasa"

Perlu diingat bahwasannya itu baru terjemahan dari kalimat, kita belum mengetahui makna sejati, nilai nilai, ngelmu dan isi dari pesan itu yang harus kita laksanakan.

Kenapa harus dilaksanakan?
Ngelmu iku kalakone kanti laku..
Sudah sangat jelas ngelmu yang ada didalam pesan itu akan benar benar tersampaikan atau dimengerti apabila kita benar benar melakukannya, bukan sekedar mengerti, memahami, ataupun menghafalnya..

Wong biso mergo bioso
Kita bisa dikatakan berngelmu kalau sudah biasa melakukannya..

Mengayomi dirikita, orang lain, dan alam sekitar dengan keagungan tuhan yang maha kuasa

Mengayomi disini bermakna luas, yang diantaranya, mengasihi, menyayangi, melindungi, dan menjaga supaya tidak terjadi hal hal yang bisa merugikan. Tapi pada hal ini kita  terfokus pada membentengi (tindakan persuasif) suapaya tidak terjadi hal buruk. Siapa orangnya yang dibentengi atau di ayomi?. Yaitu:
1. Dirikita sendiri
2. Orang lain (keluarga, masayarakat, dan semua orang yang ada dunia ini)
3. Alam sekitar. (Hewan tumbuhan dan kondisi alam sekitar).
Kalau kita sudah tau maksud dan tujuan sekarang kita tinggal mencari alatnya, atau piranti yang digunakan untuk mengayomi,
Yaitu: kuasa tuhan, dan keagungan tuhan..
Bagaiamana caranya ?
Yaitu dengan mengerti dan memdalami apa yang di maksud kebenaran tuhan (kebenaran sejati). Atau kebenaran yang datangnya dari tuhan. Lantas bagaimana caranya? Yaitu dengan kita mencari tuhan dan menerima kebenarannya dan kemudian kita sebarkan manfaat dari kebenaran itu untuk kepentingan diri sendiri, orang lain, dan alam sekitar..

Lantas kebenaran seperti apa yang diberikan tuhan?
Yaitu kebenaran yang berupa cahaya suci, cahaya yang menghidupi, cahaya yang memiliki kebanaran karena datangnya dari tuhan langsung.

Apa mungkin cahaya itu bisa digunakan sebagai alat/ piranti untuk mengayomi dirikita dan orang disekitar?
Sangat bisa sekali, karena cahaya itu bermuatan energi yang dahsyat, dan memiliki kuasa dari tuhan langsung.. bila cahaya itu digunakan untuk keamanan, maka sangat mungkin.. contoh ketika kita mau membangun rumah, kita gunakan cahaya itu untuk membersihkan hal hal yang mengotori tempat tersebut. Kotor dari apa?
Dari makhluk halus yang mengganggu hidup mansia, seperti jin setan dst..
Jika sudah dibersihkan, maka atas izin tuhan, tidak ada kejadian yang mengganggu jalannya hidup di tempat itu.

Itu baru contoh sekala kecil,
Adalagi sekala besar yaitu dengan memberi keamanan tingkat luas, misal desa, kabupaten, propinsi dan tingkat negara..  dengan menggunakan cahaya suci itu juga..  karena cahaya suci itu datangnya dari tuhan maka sangat mungkin dikabulkan atas apa yang menjadi doa kita dengan cahaya tersebut.
Kita contohkan para pemimpin pemimpin yang rujukannya cahaya suci itu (cahaya tuhan) maka wilayah kekuasaannya akan lebih aman dan tentram. Dan apa bila ada masalah masalah, pemimpin itu meminta rujukan atau masukan langsung dari cahaya itu. Sehingga meminimalisir terjadinya salah dalam pengambilan kebijakan..
Contoh pemimpin yang menggunakan cahaya sejati itu sebagai rujukannya yaitu Soekarno., Srisultan ke 9 yogyakarta. Dari kepemimpinanannya saja sudah sangat jelas.. dan sifa dadi pemimpin itu juga sudah jelas yaitu, berwatak satrio, pandito, sinisihing wahyu.
Jadi kalau kita memilih pemimpin seharusnya yang mampu melihat cahaya suci itu.. karena wataknya pasti yang demikian sudah dijelaskan.  Karena rujukannya sudah jelas yaitu tuhan langsung..
Bukan rujukan kitab yang berwujud barang.
Bukan rujukannya sesepuh yang berwujud manusia..
Atau bukan rujukannya berupa makhluk halus. Jin setan dst..

Melainlan langsung dengan tuhan, dengan melihat cahaya suci itu (nur muhammad).
Begitu dahsyatnya kuasanya sehingga tidak mungkin menyesatkan setiap kebijakannya.

Sehingga kalau kita mengayomi diri kita,orang lain, dan alam sekitar, sudah sangat jelas menggunakan kebenaran tuhan atau lewat nur muhammad..

Sehingga orang orang disekitar kita menjadi merasa aman, nyaman dan tentram.. kondisi alam nya juga terjaga..

Untuk lebih mendalami nur muhammad, sudah pernah di bahas, silahkan cari di beranda blog.

Begitu dahsatnya kuasa tuhan lewat kebenaran sejati, sehingga tidak satupun yang mampu mendandinginya di dinia ini.. karena sejatinya hanya beliaulah satu satunya yang mempunyai dan menciptakan alam beserta isinya..
Sehingga kita sebagai ciptaannya wajib menjaga, melestarikan dan jangan sampai merusaknya, karena apabila kita merusaknya, kita sama saja merusak ciptaan tuhan.

Semoga dari bahasan kali ini, kita menjadi lebih mengerti dan lebih paham lagi, bahwasaannya kita hidup dari tuhan, dan kita matipun untuk tuhan,. Sehingga kita menjadi manusia yang berguna untuk diri kita sendiri, orang lain, maupun alam sekitar.

Salam sejahtera..
Cah angon.

Comments

Popular posts from this blog

Perbedaan Siro dan ingsun

Angon Angen Lumantar Angin

Perjalanan Mencapai MOKSA